Tahun 1890, seorang pedagang es krim dari Wisconsin bernama Ed Berners berpikir bagaimana agar ia dapat terus memenuhi permintaan pembeli setiap hari. Ini karena di masa itu, para pemasok es krim tidak bekerja di hari Minggu. Padahal permintaan pembeli tidak pernah berhenti.
Maka supaya tidak kehabisan bahan baku es krim, Barners terpaksa berhemat. Akhirnya ia menemukan cara berhemat yang cukup efektif, yaitu dengan cara mencampur es krim dengan bahan makanan lainnya seperti wafer coklat, buah dan juga roti. Ternyata es krim baru ini disukai pembeli. Sejak itu es krim ciptaan Berners dinamai es krim sundae, merujuk pada fakta bahwa es krim itu juga di jual pada hari Minggu ( Sunday).
Di tengah kesulitan yang Ed Berners alami, ia bukannya berdiam diri dan menyerah terhadap keadaan yang ada. Sebaliknya, ia justru berusaha sekuat tenaga untuk bisa menemukan jalan keluar dari kesulitannya.
Sebenarnya bagi Berners, menyerahpun tidak akan membuat dia rugi. Toh para penjual es krim lainnya tidak ada yang repot-repot memikirkan pelanggannya yang ingin es krim setiap hari. Tetapi ia melakukan yang sebaliknya, ia mampu melihat peluang dalam kesulitan yang dihadapinya.
Mungkin sekarang hidup kita tidak dalam kesulitan semuanya baik-baik saja. Tapi bila kita tengok lebih dalam kondisi negara kita semakin menurun, hal ini mengisyartakan bahwa cepat atau lambat kita dituntut untuk melakukan lebih. Mari kita belajar dari Ed Berners, mampukah kita melihat sebuah peluang atau hanya berdiam diri mengikuti arus tanpa tahu arah tujuannya kemana?
Peluang itu tidak selalu ada, bahkan peluang itu sangat sulit ditemukan, tapi percaya terkadang peluang itu bisa kita ciptakan.
By : Hananto, Spirit Motivator Maret 2011
